Banyuwangi_bhayangkaranews.my.id
Memasuki bulan Syawal banyak ditemui di Banyuwangi beragam tradisi. Salah satunya adalah tradisi ritual Seblang Olehsari, yang digelar di Desa Olehsari Kecamatan Glagah Banyuwangi, pada Jum'at (06/05/2022).
Seblang Olehsari merupakan tarian magis dari Banyuwangi yang digelar setiap setahun sekali awal bulan Syawal (Hari Raya Idul Fitri) biasanya dimulai sejak 3 Syawal, selama tujuh hari berturut-turut sebagai bentuk ritual keselamatan Desa.
Ritual ini telah dilakukan selama
bertahun tahun, dengan tujuan bersih desa dan tolak bala bahkan dipercaya bisa menghilangkan mara bahaya dan pagebluk.
Tarian Seblang tersebut harus dibawakan oleh seorang gadis muda, seorang perempuan yang ditunjuk leluhur melalui mediasi. Dalam keadaan tidak sadar akan menari-nari dengan mata tertutup. Bermahkotakan bunga dan pupus daun pisang, sang gadis seblang menari dibawah payung agung dengan berjalan mengelilingi pemain musik. Sesekali ia akan melemparkan selendangnya pada penonton, pertanda penonton harus ikut menari bersamanya. Ini dilakukan selama 7 hari berturut-turut, yang biasanya dimulai pukul 14.00 hingga menjelang Maghrib.
Ansori (53) Ketua adat Desa Olehsari mengatakan, Ritual Seblang diawali dengan selamatan di empat titik, dua di antaranya makam sesepuh desa setempat, Ki Buyut Ketut dan Ki Buyut Cili. Ritual Puncak adalah menggiring penari ke arena Seblang, letaknya di pusat desa.
Dengan alunan gamelan khas, penari menari berkeliling arena berbentuk bulat. Dua orang pengiring ikut mendampingi penari. Selama menari, puluhan gending khusus berbahasa Using dilantunkan oleh para ibu-ibu.
"Seblang berarti menghilangkan pengaruh buruk. Karena itu gaya tarian ini membuang tangan ke kanan atau ke kiri," ungkap Ansori.
Ansori menjelaskan, Seblang ini kalau ikut bahasa Using singkatan dari Sebele Ilang (hilang sialnya-red). Jadi, biar semua hal yang tidak menyenangkan seperti penyakit dan bala-bala lain yang tidak menyenangkan ini hilang, dan berharap kemakmuran.
Masih kata Ansori, di akhir tarian nanti, Seblang akan membagikan bunga yang ditancapkan pada lidi yang biasa disebut dengan Kembang Dermo, yang konon bisa mendatangkan kemakmuran. Di hari terakhir, Seblang akan ditutup dengan prosesi Ider Bumi dan bersih desa. “Ini sudah tradisi turun-temurun. Konon sudah dimulai sejak tahun 1930-an,” pungkasnya.
(Didik Budhiarto)
0 Komentar